PIS-PK PUSKESMAS KALITENGAH

Implementasi pendekatan keluarga untuk mencapai Indonesia Sehat sudah dilakukan oleh banyak Kabupaten/Kota, termasuk oleh Kab. LAMONGAN.

YUKs Cegah Penyakit Dengan "CERDIK"!

Cek,Enyahkan,Rajin,Diet,Istirahat,Kendalikan.....cekidot !!!

KESEHATAN DIMULAI DARI DIRI SENDIRI

Kesehatan bukan segala-galanya, tanpa kesehatan segalanya tidak berarti

KENAPA HARUS ASI EKSKLUSIF ?

Hendaklah para ibu menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.

Monday, July 25, 2022

KELAS IBU HAMIL

Apa itu Kelas Ibu Hamil ?

Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara 4 minggu sampai dengan 36 minggu ( menjelang persalinan ) dengan jumlah peserta maksimal 10 orang.

Mengikuti kelas ibu hamil itu sangat penting. Menjaga tubuh tetap sehat guna mempersiapkan proses persalinan. Mulai dari perawatan kehamilan hingga pasca persalinan. Asupan gizi juga harus cukup untuk bumil dan si buah hati. Jangan lupa konsumsi tablet tambah darah secara rutin.

Tujuan kelas ibu hamil adalah untuk meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos / kepercayaan / adat istiadat setempat, penyakit menular seksual dan akte kelahiran. Adapun keuntungan kelas ibu hamil adalah materi diberikan secara menyeluruh dan terencana, penyampaian materi lebih komprehensif karena ada persiapan petugas sebelum penyajian materi, dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan mengenai topik tertentu, waktu pembahasan materi menjadi efektif karena pola penyajian materi terstruktur dengan baik, ada interaksi antar petugas kesehatan dengan ibu hamil pada saat pembahasan materi dilaksanakan. Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan, dilakukan evaluasi terhadap petugas kesehatan dan ibu hamil dalam memberikan penyajian materi sehingga dapat meningkatkan kualitas sistem pembelajaran.

Sasaran peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan 4 sampai 36 minggu karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat. Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal 10 orang setiap kelas, jika diperlukan suami/ keluarga diikut sertakan.

Dalam memberikan pendidikan pada ibu hamil tersebut dilakukan langkah-langkah dari mulai persiapan sampai pelaksanaan pembelajaran kelas ibu hamil Depkes & JICA (2008) antara  lain sebagai berikut: Melakukan identifikasi terhadap ibu hamil yang ada di wilayah kerja. Ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa jumlah ibu hamil dan umur kehamilannya sehingga dapat menentukan jumlah peserta setiap kelas ibu hamil dan berapa kelas yang akan dikembangkan dalam kurun waktu tertentu misalnya selama satu tahun. Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan kelas ibu hamil, misalnya tempat di puskesmas atau polindes, kantor desa/balai pertemuan, posyandu atau di rumah salah seorang warga masyarakat. Sarana belajar menggunakan kursi, tikar, karpet, VCD player dan lain-lain jika tersedia. Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal pelaksanaan kelas ibu hamil serta mempelajari materi yang akan disampaiakan.Persiapan peserta kelas ibu hamil, mengundang ibu hamil umur antara 5 sampai 8 bulan. Siapkan tim pelaksana kelas ibu hamil yaitu siapa saja fasilitatornya dan nara sumber jika diperlukan. Membuat rencana pelaksanan kegiatan Akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil, sebagai kegiatan/materi ekstra Menentukan waktu pertemuan, yang disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit dan senam 30 menit.

PAPSMEAR



Pap smear adalah sebuah tes untuk mendeteksi kanker serviks alias kanker leher rahim. Pada proses pemeriksaan Pap smear, dokter atau tenaga kesehatan terlatih (bidan) akan mengambil sampel sel jaringan serviks (leher rahim) yang akan dianalisis oleh petugas laboratorium.

Dari hasil pap smear, dapat diketahui jika sampel tersebut memiliki sel-sel abnormal yang mungkin berkembang menjadi kanker (sel prakanker) ataupun sel yang sudah menjadi kanker. 

Manfaat pap smear yang paling utama adalah sebagai langkah deteksi dini kanker serviks sebelum stadiumnya bertambah semakin parah. Semakin cepat kanker terdeteksi, maka tingkat keberhasilan pengobatan pun akan semakin tinggi.

Pemeriksaan pap smear perlu dilakukan secara berkala untuk mendeteksi kanker serviks. Hal ini penting karena kanker serviks adalah penyakit yang sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian, tetapi dapat disembuhkan bila terdeteksi dan ditangani secara dini.


Saturday, July 23, 2022

BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL

Tujuh Gubernur di Jawa dan Bali menyatakan siap mendukung serta menyukseskan program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) Tahap II yang akan dilaksanakan bulan Agustus 2022.

Dukungan ini disampaikan dalam acara “Rembuk Aksi Kolaborasi untuk Imunisasi” yang digelar di Bangsal Kepatihan, Kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta pada Kamis malam (21/7).

Tujuh pemerintah daerah yang menandatangani komitmen diantaranya Gubernur DI Yogyakarta, Gubernur Banten, Gubernur DKI Jakarta, Gubernur Jawa Barat, Gubernur Jawa Tengah, Gubernur Jawa Timur dan Gubernur Bali.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan ucapan terima kasih serta apresiasi kepada tujuh kepala daerah yang telah berkomitmen untuk membantu mendukung pelaksanaan BIAN Tahap II. Menkes berharap dukungan ini terus diperkuat dan ditingkatkan hingga pelaksanaan imunisasi anak di tahun-tahun selanjutnya.

“Saya sampaikan ucapkan kepada seluruh kepala daerah yang telah berkomitmen untuk membantu pelaksanaan BIAN Tahap II. BIAN hadir bukan sebagai program, namun wujud gerakan bersama yang tidak hanya dikerjakan pemerintah, tetapi bersama-sama dengan seluruh stakeholder terkait supaya semakin banyak anak-anak yang mendapatkan perlindungan tambahan pada anak,” kata Menkes.

Dikatakan Menkes, BIAN merupakan momentum penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi seperti campak, hepatitis, polio, tetanus, rubela, dan difteri serta mengurangi kesenjangan imunitas di masyarakat.

Ini sejalan dengan pilar pertama transformasi sistem kesehatan yakni transformasi layanan kesehatan primer dengan memperkuat upaya promotif preventif untuk menciptakan lebih banyak orang sehat.

Mengingat, selama pandemi COVID-19, dilaporkan ada sekitar 1,7 juta anak Indonesia belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Pihaknya khawatir, jika tidak segera ditangani akan berdampak pada peningkatan jumlah kasus PD3I dan terjadinya Kejadian Luar Biasa atau KLB PD3I seperti campak, rubela dan difteri di beberapa wilayah sekaligus menjadi beban ganda pemerintah ditengah upaya pengendalian pandemi COVID-19 dan penyakit infeksi emerging lainnya.

Adanya rembuk bersama ini, kata Menkes menjadi momentum penting bagi seluruh kepala daerah di Jawa-Bali untuk menyamakan langkah dan strategi demi mencapai target Imunisasi campak dan rubela hingga 95% di wilayahnya masing-masing. Berdasarkan pengalaman dari vaksinasi COVID-19, Menkes optimis target ini bisa tercapai.

“Kita belajar dari vaksinasi COVID-19 yang dalam 15 bulan bisa mencapai 400 juta, ini kita mau mengejar 95% atau sekitar 9,4 juta anak di Jawa-Bali untuk 3 jenis vaksin ada MR, DPT dan Polio. Jadi harusnya bisa, resepnya satu tidak bisa sendiri-sendiri, harus melibatkan semua komponen masyarakat termasuk pemerintah pusat dan pemerintah daerah,” ujar Menkes.

Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Suhajar Diantoro dalam kesempatan yang sama menyebutkan telah menginstruksikan kepada seluruh kepala daerah di Indonesia untuk membantu menyukseskan BIAN 2022.

Dukungan tersebut berupa penggaungan program BIAN secara masif, melibatkan seluruh komponen masyarakat mulai dari perangkat desa, ketua RT, RW, Guru, kepala sekolah, kader PKK dan dasawisma di seluruh pelosok negeri, melakukan promosi terintegrasi, membuka pos pelayanan baru, dan mengoptimalkan pos vaksinasi di sekolah.

Suhajar juga mengungkapkan 7 provinsi di Pulau Jawa dan Bali telah mengalokasikan anggaran di tahun 2022 Ini untuk mendukung pelaksanaan Imunisasi anak. Ia merinci untuk Provinsi Jawa Timur menganggarkan sebesar 306,64 miliar, Jawa Barat sekitar 230,96 miliar, Jateng 218,67 miliar, Banten 143,47 miliar, Bali 61,89 miliar, Yogyakarta 41,21 miliar, dan DKI Jakarta sebesar 30,91 miliar.

“Alokasi anggaran kesehatan yang di maksud diharapkan bisa digunakan sebaik-baiknya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat,” kata Sekjen.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X menyatakan kesiapan DIY dalam melaksanakan BIAN Tahap II yang akan dimulai Agustus mendatang. Ngarso Dalem berharap adanya program BIAN sebagai percepatan imunisasi dapat mengejar cakupan Imunisasi dasar lengkap pada anak yang dalam dua tahun ini belum optimal karena terkendala COVID-19.

“Ini peristiwa yang sangat penting. Karena imunisasi yang selama ini dilaksanakan di Yogyakarta peminatnya sangat besar kira-kira 95%, harapan saya lebih besar lagi lebih dari 95%,” tutur Sri Sultan.

Untuk mencapai target tersebut, Sultan mengimbau kepada para orang tua untuk berinisatif mengajak anak-anaknya ke fasilitas pelayanan kesehatan maupun pos pelayanan Imunisasi selama program BIAN berlangsung.

“Kami perlu sosialisasi yang sama di seluruh Jawa-Bali untuk meningkatkan kesadaran orang tua agar tidak mempersulit apalagi melarang imunisasi demi kesehatan anak-cucu kita sendiri. Kami berharap Imunisasi Jawa-Bali ini bisa sukses,” harap Sri Sultan.

Hotline Virus Corona 119 ext 9. Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id (MF)

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat

drg. Widyawati, MKM

Sumber : https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220722/5140678/40678/