Support me
Tuesday, November 10, 2015
DIRI SENDIRI SEHAT, MASYARAKAT IKUT SEHAT
Hidup Sehat harus dimulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan dan
masyarakat secara umum. Lingkungan yang tidak sehat membawa dampak
kepada pola pikir, pola tindak dan pola sikap tidak sehat, dan manusia
tidak terlepas dari penyakit. Untuk itu mari kita berlomba-lomba
menjaga dan meningkatkan kesehatan kita masing-masing
Peningkatan status kesehatan masyarakat dapat dicapai melalui berbagai
cara, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah pelayanan kesehatan
yang baik dan benar.
Kebijakan pelayanan kesehatan yang tepat ini diharapkan dapat
mempercepat pelaksanaan program kesehatan bagi seluruh lapisan
masyarakat.
Melalui perancangan dan pelaksanaan kebijakan kesehatan yang benar,
diharapkan mampu mengendalikan dan memperkuat peran stakeholders guna
menjamin kontribusi secara maksimal, menggali sumber daya potensial,
serta menghilangkan penghalang pelaksanaan pembangunan kesehatan.
Kesehatan adalah aset
paling berharga yang dimiliki manusia. Sepintar apapun, sekaya apapun,
jika tidak sehat, manusia tidak dapat beraktivitas dan menjalani
hidupnya dengan baik. Pentingnya kesehatan membuat bidang ilmu kesehatan
masyarakat menjadi sangat krusial bagi kemajuan bangsa. Mahasiswa
kesehatan masyarakat dapat memberi kontribusi yang cukup penting
terhadap kesehatan masyarakat Indonesia. Bagaimana caranya? Kontribusi
kepada masyarakat Indonesia sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat dapat
terjadi mulai dari dalam diri masing-masing pribadi dan menyebar kepada
masyarakat sekitar.
Pertama, kontribusi dapat dimulai dari dalam diri sendiri. Banyak hal
yang harus kita kerjakan, mulai dari belajar, berkaya, hingga hal yang
paling sederhana yaitu hidup sehat.
Diberi kesempatan untuk menempuh pendidikan tinggi di bidang yang sangat
krusial bagi masa depan bangsa seharusnya membuat kita termotivasi luar
biasa untuk belajar. Seperti ungkapan dari Steve Jobs yang mengatakan,
‘Stay hungry, stay foolish’, kita sebagai pelajar tidak boleh puas atau
kenyang terhadap pengetahuan. Kita harus terus merasa bodoh agar kita
terus-menerus belajar. Selama masih ada kesempatan, kita sebagai
mahasiswa kesehatan masyarakat harus terus belajar sebanyak-banyaknya
untuk memajukan kesehatan bangsa.
Segala daya yang kita punya—pengetahuan, keterampilan, bakat—menuntut
kita untuk berkarya. Karya-karya yang kita hasilkan adalah bukti bahwa
kita belajar tidak hanya untuk melahap teori mentah-mentah. Karya adalah
aplikasi nyata dari teori yang telah kita pelajari, dapat berupa
sistem, produk makanan sehat, dan lain-lain. Sebagai aplikasi, karya
harus bermanfaat dan dapat dijangkau oleh masyarakat Indonesia.
Sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat, sudah seharusnya kita hidup
sehat. Bagaimana mau membuat masyarakat sehat jika kita sendiri tidak
sehat? Menjaga diri tetap sehat bukan hal yang dapat dicapai semudah
membalikan telapak tangan. Kesehatan harus ditumbuhkan dan dipelihara
dengan telaten. Caranya memang sederhana, tapi membutuhkan ketekunan dan
kedisiplinan. Misalnya, olahraga tiga kali seminggu, minum susu setiap
hari, makan buah atau minum jus buah setiap pagi, makan tepat waktu
(makanan 4 sehat 5 sempurna) tiga kali sehari, tidak makan sembarangan
di pinggir jalan, meminimalisasi konsumsi junk food dan fast food, tidur
tidak larut malam, minum air minimal dua liter setiap hari, dan masih
banyak lagi. Semua itu terlihat sederhana dan mudah. Namun, seringkali
kita melanggar hal-hal mudah tersebut dengan alasan malas, repot, atau
tidak ada waktu.
Kita sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat yang sudah mempunyai
pengetahuan yang lebih dari cukup untuk hidup sehat seharusnya
menerapkan semua pengetahuan itu dalam kehidupan kita sehari-hari.
Dengan demikian, kita dapat menjadi contoh nyata bagi masyarakat di
sekitar kita. Orang-orang di sekeliling kita dapat melihat pola hidup
kita yang sehat dan positif dan akan mengadopsinya. Kita dapat
memancarkan kebiasaan hidup sehat kita kepada orang lain hanya dengan
mulai hidup sehat dari diri kita sendiri.
Kedua, kontribusi dapat berupa penyebaran informasi kepada masyarakat.
Di zaman yang semakin modern ini, ada berjuta cara untuk menyebarkan
informasi positif kepada masyarakat. Cara-cara yang selama ini telah
dilakukan adalah penyuluhan di desa-desa, seminar tentang kesehatan dan
gizi, bakti sosial, dan lain sebagainya. Ada juga beberapa cara-cara
penyebaran informasi yang mudah melalui dunia maya, yaitu melalui sosial
media, blog, website, dan e-mail. Jika setiap mahasiswa mengelola satu
buah blog sajayang memberikan informasi kesehatan terhadap masyarakat,
akan ada banyak sekali informasi positif bagi masyarakat di dunia maya.
Selain itu, dengan tingginya peningkatan pengguna sosial media di
Indonesia, jika kita menyebarkan informasi tentang kesehatan kepada
masyarakat melalui sosial media, tentu akan ada peningkatan kesehatan
yang tinggi pula di kalangan masyarakat Indonesia.
Jadi, sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat, kita pertama harus mulai
dari diri sendiri dengan belajar, berkarya, dan hidup sehat baru
kemudian menyebarkannya kepada masyarakat melalui media, terutama media
internet. Hal ini dilakukan sebagai kontribusi positif bagi masyarakat
Indonesia terutama dalam bidang kesehatan.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/wdhestina/mulai-dari-diri-sendiri_552848c56ea834513c8b4574
Kesehatan adalah
aset paling berharga yang dimiliki manusia. Sepintar apapun, sekaya apapun,
jika tidak sehat, manusia tidak dapat beraktivitas dan menjalani hidupnya
dengan baik. Pentingnya kesehatan membuat bidang ilmu kesehatan masyarakat
menjadi sangat krusial bagi kemajuan bangsa. masyarakat dapat memberi kontribusi yang cukup
penting terhadap kesehatan masyarakat Indonesia. Bagaimana caranya? Kontribusi
kepada Negara Indonesia sebagai masyarakat dapat terjadi mulai dari dalam diri
masing-masing pribadi dan menyebar kepada masyarakat sekitar.
Diberi
kesempatan untuk menempuh pendidikan tinggi di bidang yang sangat krusial bagi
masa depan bangsa seharusnya membuat kita termotivasi luar biasa untuk belajar.
Seperti ungkapan dari Steve Jobs yang mengatakan, ‘Stay hungry, stay
foolish’, kita sebagai pelajar tidak boleh puas atau kenyang terhadap
pengetahuan. Kita harus terus merasa bodoh agar kita terus-menerus belajar.
Selama masih ada kesempatan, kita sebagai masyarakat harus terus belajar
sebanyak-banyaknya untuk memajukan kesehatan bangsa.
Segala daya yang
kita punya—pengetahuan, keterampilan, bakat—menuntut kita untuk berkarya.
Karya-karya yang kita hasilkan adalah bukti bahwa kita belajar tidak hanya
untuk melahap teori mentah-mentah. Karya adalah aplikasi nyata dari teori yang
telah kita pelajari, dapat berupa sistem, produk makanan sehat, dan lain-lain.
Sebagai aplikasi, karya harus bermanfaat dan dapat dijangkau oleh masyarakat
Indonesia.
Sebagai masyarakat, sudah seharusnya kita hidup sehat.
Bagaimana mau membuat masyarakat sehat jika kita sendiri tidak sehat? Menjaga
diri tetap sehat bukan hal yang dapat dicapai semudah membalikan telapak
tangan. Kesehatan harus ditumbuhkan dan dipelihara dengan telaten. Caranya
memang sederhana, tapi membutuhkan ketekunan dan kedisiplinan. Misalnya,
olahraga tiga kali seminggu, minum susu setiap hari, makan buah atau minum jus
buah setiap pagi, makan tepat waktu (makanan bergizi seimbang) tiga kali
sehari, tidak makan sembarangan di pinggir jalan, meminimalisasi konsumsi junk
food dan fast food, tidur tidak larut malam, minum
air minimal dua liter setiap hari, dan masih banyak lagi. Semua itu terlihat
sederhana dan mudah. Namun, seringkali kita melanggar hal-hal mudah tersebut
dengan alasan malas, repot, atau tidak ada waktu.
Kita sebagai masyarakat yang sudah mempunyai pengetahuan
yang lebih dari cukup untuk hidup sehat seharusnya menerapkan semua pengetahuan
itu dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan demikian, kita dapat menjadi
contoh nyata bagi masyarakat di sekitar kita. Orang-orang di sekeliling kita dapat
melihat pola hidup kita yang sehat dan positif dan akan mengadopsinya. Kita
dapat memancarkan kebiasaan hidup sehat kita kepada orang lain hanya dengan
mulai hidup sehat dari diri kita sendiri.
Kedua,
kontribusi dapat berupa penyebaran informasi kepada masyarakat. Di zaman yang
semakin modern ini, ada berjuta cara untuk menyebarkan informasi positif kepada
masyarakat. Cara-cara yang selama ini telah dilakukan adalah penyuluhan di
desa-desa, seminar tentang kesehatan dan gizi, bakti sosial, dan lain
sebagainya. Ada juga beberapa cara-cara penyebaran informasi yang mudah melalui
dunia maya, yaitu melalui sosial media, blog, website, dan e-mail.
Jika setiap masyarakat mengelola satu buah blog saja yang memberikan
informasi kesehatan terhadap masyarakat, akan ada banyak sekali informasi
positif bagi masyarakat di dunia maya. Selain itu, dengan tingginya peningkatan
pengguna sosial media di Indonesia, jika kita menyebarkan informasi tentang
kesehatan kepada masyarakat melalui sosial media, tentu akan ada peningkatan
kesehatan yang tinggi pula di kalangan masyarakat Indonesia.
Jadi, sebagai masyarakat, kita pertama harus mulai dari diri
sendiri dengan belajar, berkarya, dan hidup sehat baru kemudian menyebarkannya
kepada masyarakat melalui media, terutama media internet. Hal ini dilakukan
sebagai kontribusi positif bagi masyarakat Indonesia terutama dalam bidang
kesehatan.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/wdhestina/mulai-dari-diri-sendiri_552848c56ea834513c8b4574
"CERDIK" Sebagai Langkah Memelihara Kesehatan Tubuh Kita
Kementerian Kesehatan RI mengungkap, angka kematian akibat penyakit
tidak menular (PTM) di Indonesia tahun 2001 tercatat sebanyak 49,9
persen. Namun di tahun 2007 meningkat menjadi 59,5 persen.
Penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian ini antara lain hipertensi 31,7 persen, penyakit jantung 7,2 persen, kanker atau tumor 4,3 persen, dan diabetes melitus (DM) 1,1 persen.
Pada umumnya, sejumlah penyakit ini dilatarbelakangi konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL) berlebih. Kemenkes RI juga menemukan fakta, tingkat konsumsi GGL berlebih di masyarakat Indonesia kian meningkat setiap tahunnya.
Namun demikian, Kasubdit Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) Kemenkes RI, dr.Lily Banonah Rivai, MEpid, mengingatkan, di samping konsumsi GGL berlebih, faktor risiko yang juga dapat meningkatkan seseorang menderita PTM adalah gaya hidup.
Pola hidup yang bisa menumbuhkan risiko PTM, di antaranya adalah kebiasaan merokok, diet yang tak sehat, mengonsumsi alkohol, kurang melakukan aktivitas fisik, dan stres. Aktivitas tersebutlah yang bisa menghambat impian sehat hingga lanjut usia.
"Faktor risiko ini diperparah dengan faktor lingkungan, seperti dampak globalisasi, sosio-ekonomi, budaya, modernisasi, polusi, dan lain sebagainya," tutur Lily.
Lily menyarankan, "Agar di masa muda hingga tua tetap hidup dengan sehat, lakukan perilaku CERDIK. Ini singkatan, yang dapat dipaparkan masing-masing hurufnya."
Perilaku CERDIK yang disarankan Lily ini terkait dengan pola hidup yang bisa membantu tangkal PTM, yaitu:
C: Cek kondisi kesehatan secara berkala
E: Enyahkan asap rokok
R: Rajin melakukan aktivitas fisik
D: Diet sehat dengan mengonsumsi jumlah kalori yang seimbang
I: Istirahat yang cukup
K: Kendalikan stres
Nah, sudah siap mengaplikasikan gaya hidup CERDIK dalam kehidupan sehari-hari?
Penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian ini antara lain hipertensi 31,7 persen, penyakit jantung 7,2 persen, kanker atau tumor 4,3 persen, dan diabetes melitus (DM) 1,1 persen.
Pada umumnya, sejumlah penyakit ini dilatarbelakangi konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL) berlebih. Kemenkes RI juga menemukan fakta, tingkat konsumsi GGL berlebih di masyarakat Indonesia kian meningkat setiap tahunnya.
Namun demikian, Kasubdit Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) Kemenkes RI, dr.Lily Banonah Rivai, MEpid, mengingatkan, di samping konsumsi GGL berlebih, faktor risiko yang juga dapat meningkatkan seseorang menderita PTM adalah gaya hidup.
Pola hidup yang bisa menumbuhkan risiko PTM, di antaranya adalah kebiasaan merokok, diet yang tak sehat, mengonsumsi alkohol, kurang melakukan aktivitas fisik, dan stres. Aktivitas tersebutlah yang bisa menghambat impian sehat hingga lanjut usia.
"Faktor risiko ini diperparah dengan faktor lingkungan, seperti dampak globalisasi, sosio-ekonomi, budaya, modernisasi, polusi, dan lain sebagainya," tutur Lily.
Lily menyarankan, "Agar di masa muda hingga tua tetap hidup dengan sehat, lakukan perilaku CERDIK. Ini singkatan, yang dapat dipaparkan masing-masing hurufnya."
Perilaku CERDIK yang disarankan Lily ini terkait dengan pola hidup yang bisa membantu tangkal PTM, yaitu:
C: Cek kondisi kesehatan secara berkala
E: Enyahkan asap rokok
R: Rajin melakukan aktivitas fisik
D: Diet sehat dengan mengonsumsi jumlah kalori yang seimbang
I: Istirahat yang cukup
K: Kendalikan stres
Nah, sudah siap mengaplikasikan gaya hidup CERDIK dalam kehidupan sehari-hari?
PSN Sebagai Salah Satu Upaya Pencegahan Penyakit DBD
Pemberantasan sarang nyamuk dinilai tetap menjadi cara pencegahan
penyakit demam berdarah dengue yang efektif. Agar memberikan hasil
signifikan, upaya itu harus terus-menerus dilakukan semua lapisan
masyarakat. Apalagi, tahun ini diprediksi merupakan siklus lima tahunan
peningkatan kasus penyakit tersebut.
Sejak lama daerah diingatkan agar mewaspadai penyebaran demam berdarah dengue (DBD) terutama pada musim penghujan. Upaya yang bisa dilakukan adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Untuk mengantisipasi timbulnya DBD pada awal musim penghujan hingga berakhir, petugas promosi kesehatan UPT Puskesmas Kalitengah menghimbau kepada warga masyarakat Kecamatan Kalitengah untuk menggalakkan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) di lingkungan rumah dan sekitarnya.
"Pokoke nek wayahe arep udan, kudu resik-resik, PSN kudu dilakoni, wajib iku"(Pokoknya kalau waktunya mendekati musim hujan, harus bersih-bersih, PSN harus dilakukan, wajib itu. @Red) himbau Agus Hariyanto, salah satu petugas senior UPT Puskesmas Kalitengah.
Sejak lama daerah diingatkan agar mewaspadai penyebaran demam berdarah dengue (DBD) terutama pada musim penghujan. Upaya yang bisa dilakukan adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Untuk mengantisipasi timbulnya DBD pada awal musim penghujan hingga berakhir, petugas promosi kesehatan UPT Puskesmas Kalitengah menghimbau kepada warga masyarakat Kecamatan Kalitengah untuk menggalakkan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) di lingkungan rumah dan sekitarnya.
"Pokoke nek wayahe arep udan, kudu resik-resik, PSN kudu dilakoni, wajib iku"(Pokoknya kalau waktunya mendekati musim hujan, harus bersih-bersih, PSN harus dilakukan, wajib itu. @Red) himbau Agus Hariyanto, salah satu petugas senior UPT Puskesmas Kalitengah.
Subscribe to:
Posts (Atom)